Sabtu, 06 Maret 2010

Wisdom from a story I

  • NASIB SESEORANG
Konon dahulu ada seorang petani yg mempunyai seorang anak dan seekor kuda. Suatu hari, kuda petani itu melarikan diri. Para tetangganya menghibur agar si petani tidak bersedih. Mereka berkata "Alangkah malangnya nasibmu, kudamu melarikan diri!"
Si petani menjawab "Siapa dapat mengetahui nasib seeorang : malang atau mujur"
"Tentu saja itu adalah nasibmu yang malang" kata para tetangganya.
Seminggu kemudian, kuda petani itu pulang diikuti 20 ekor kuda liar. Para tetangganya datang untuk memberi selamat, "Alangkah mujurnya nasibmu, kudamu telah pulang, bahkan membawa 20 kuda lain"
Si petani berkata "Siapa dapat mengetahui nasib seseorang : malang atau mujur"
Hari berikutnya, anak si petani menunggang salah satu kuda liar tersebut. Ia terjatuh dari kuda dan kakinya patah.
Para tetangganya datang menghibur. Mereka berkata "Alangkah malang nasibmu"
Petani itu berkata "Siapa dapat mengetahui nasib seseorang : malang atau mujur"
Sebagian tetangga mulai jengkel lalu mereka berkata "Tentu saja itu suatu kemalangan. Dasar orang tua bodoh"
Seminggu kemudian, sepasukan tentara datang ke desa itu, mendaftar semua pemuda yang layak untuk diterjunkan dalam medan perang yang letaknya sangat jauh dari desa itu. Anak si petani yang patah kakinya tidak didaftar. Para tetangga datang untuk mengucapkan selamat "Alangkah mujurnya nasib anakmu, Ia tidak masuk dalam daftar wajib militer"
Si petani berkata "Siapa dapat mengetahui kemujuran seseorang ?!"
------------------
Kita menghabiskan umur memikirkan semuanya : "ini baik, itu buruk" Sebenarnya perbuatan itu sia-sia. Kita memberi label bahwa suatu kejadian adalah malapetaka padahal kita hanya melihat satu persen dar suatu kejadian seutuhnya.


sumber : unknown author ( Hikmah dari Seberang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar